yang harus digarisbawahi adalah sebelum Matius 16:18 diucapkan, Yesus telah memberi nama untuk Simon bar Jonah menjadi Petrus/Batu Karang/Kefas/Rock pada John 1:42.
John 1:42 (KJV) "And he brought him to Jesus. And when Jesus beheld him, he said, Thou art Simon the son of Jona: thou shalt be called Cephas, which is by interpretation, A stone."
Yoh 1:42 LAI "Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)."
umumnya keberatan non-katolik terkait pada tata bahasa Yunani pada Matius 16:18 yang mengacu pada Petrus karena frase yang pertama mengunakan Petros dan frase kedua mengunakan Petra;
Matt 16:18 "κἀγὼ δέ σοι λέγω ὅτι σὺ εἶ Πέτρος, καὶ ἐπὶ ταύτῃ τῇ πέτρᾳ οἰκοδομήσω μου τὴν ἐκκλησίαν, καὶ πύλαι ἅ|δου οὐ κατισχύσουσιν αὐτῆς."
seperti yang kita ketahui bahwa tata bahasa Yunani mengenal perbedaan gender bahkan untuk benda mati, karena Petros untuk maskulin sedangkan Petra untuk feminin maka keberatan tsb tidak mendasar. Kemudian pada jaman Yesus bahasa yang digunakan dalam keseharian adalah bahasa Aram patut dicatat bahwa Kefas/Kepha adalah bahasa Aram yang Artinya Batu Karang.
seperti yang kita ketahui bahwa tata bahasa Yunani mengenal perbedaan gender bahkan untuk benda mati, karena Petros untuk maskulin sedangkan Petra untuk feminin maka keberatan tsb tidak mendasar. Kemudian pada jaman Yesus bahasa yang digunakan dalam keseharian adalah bahasa Aram patut dicatat bahwa Kefas/Kepha adalah bahasa Aram yang Artinya Batu Karang.
"transkrip" percakapan di atas itu dibaca sbb:
ʾapi ʾenaʾ ʾamar ʾ݈naʾ laki d݁aʾna݈t݁ h݈o k݁ēʾpiaʾ wʿal hadiēʾ k݁ēʾpiaʾ ʾebinēyh lʿēd݈݁et݁y wtiarʿēʾ d݁asheyol laʾ nekḥesnoonah
ʾapi ʾenaʾ ʾamar ʾ݈naʾ laki d݁aʾna݈t݁ h݈o k݁ēʾpiaʾ wʿal hadiēʾ k݁ēʾpiaʾ ʾebinēyh lʿēd݈݁et݁y wtiarʿēʾ d݁asheyol laʾ nekḥesnoonah
"dan akupun berkata kepadamu: engkau adalah batu karang dan di atas batu karang ini aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya." karena frase "batu karang" yg pertama itu digunakan utk menyebut sebuah nama julukan yg diberikan YESUS kpd Simon bar-Yonah, maka frase itu akhirnya tidak diterjemahkan sesuai artinya tetapi tetap dituliskan sesuai dgn pengucapannya, yaitu: "Kepha". jadi kalimat itu pada akhirnya terbaca demikian . "dan akupun berkata kepadamu: engkau adalah Kepha dan di atas batu karang ini aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya".
ini absolut dan tidak terbantahkan, bahkan banyak Ahli Kitab Suci protestan pun mengatakan hal yang sama Pengakuan Ahli Kitab Protestan bahwa Matius 16:18 mengacu pada Simon Bar Jonah.
berdasarkan Dogma Gereja Katolik::
VI. The Catholic Church
Tuhan berserta kita..
catatan kaki:
dikembangkan dari apology Deogratia (salah satu netter Katolik di Forum Kristen).
http://www.theworkofgod.org/dogmas.htm
http://katolisitas.org/7388/keutamaan-petrus-5-dalam-gereja-di-lima-abad-pertama
berdasarkan Dogma Gereja Katolik::
VI. The Catholic Church
- The Catholic Church was founded by the God-Man Jesus Christ.
- Christ appointed the Apostle Peter to be the first of all the Apostles and to be the visible Head of the whole Catholic Church, by appointing him immediately and personally to the primacy of jurisdiction.
- According to Christ's ordinance, Peter is to have successors in his Primacy over the whole Catholic Church and for all time.
- The successors of Peter in the Primacy are the Bishops of Rome.
- Christ founded the Catholic Church.
- Christ is the Head of the Catholic Church.
Menurut pengajaran Bapa Gereja awal bahwa Petrus dan keutamaannya [i.e. pengembalaan utama] kepada penerusnya di dalam Gereja Katolik:
St. Yustinus Martir (100- 165) “Sebab [Kristus] memanggil salah satu murid-Nya- yang dulunya dikenal dengan nama Simon- sebagai Petrus; sebab ia mengenali-Nya sebagai Kristus, Anak Allah yang hidup, dengan wahyu dari Allah Bapa: dan sejak itu kita menemukannya terekam di dalam ingatan para rasul-Nya bahwa Ia [Kristus] adalah Anak Allah….”
Paus St. Soter (166- 174) “Sebab dari semula, sudah menjadi kebiasanmu untuk berlaku baik terhadap semua saudara seiman dalam berbagai cara, dan untuk mengirimkan bantuan kepada banyak gereja di setiap kota. Dengan demikian membantu mereka yang membutuhkan… engkau, Gereja Roma, mempertahankan tradisi jemaat ini, yang oleh Uskupmu yang terberkati, Soter … tidak hanya dipertahankan melainkan dilengkapi, untuk memenuhi kebutuhan para orang kudus, dan menghibur saudara/i yang di luar negeri [di luar Roma] dengan perkataan berkat, sebagai bapa yang mengasihi anak- anaknya.”.
St. Pothinus, Uskup Lyons (77-177) “Kami berdoa, Bapa Eleutherus, agar engkau dapat bergembira di dalam Tuhan dalam segala sesuatu dan selalu. Kami memohon kepada saudara kami dan saudara Irenaeus untuk membawa surat ini kepadamu, dan kami mohon kepadamu untuk menghargainya sebagai seseorang yang bersemangat bagi perjanjian Kristus. Sebab jika jabatan [uskup] dapat menyampaikan kebenaran kepada seseorang, kita harus menugaskan dia [Irenaeus] di antara yang pertama sebagai penatua Gereja…”[8]. Pothinus akhirnya wafat secara mengenaskan oleh penganiayaan di bawah penguasa Roma, Marcus Aurelius. Perhatikan bahwa di surat ini Pothinus memanggil Eleutherus dengan sebutan Bapa, yang merupakan permohonan kepada Roma agar tidak mentolerir heresi Montanism, yaitu dengan merekomendasikan calon uskup Lyon yang baru yang sangat anti ajaran sesat, yaitu Irenaeus."
St. Irenaeus (180) “Karena … adalah terlalu panjang untuk dibahas di buku ini, untuk
menuliskan suksesi [jalur apostolik] dari semua Gereja- gereja, kami
menyalahkan mereka semua yang, dengan cara apapun, entah karena
kesenangan diri sendiri yang jahat, karena mencari kemuliaan diri
sendiri, atau karena ketidaktahuan dan pendapat yang keliru, bergabung
dengan pertemuan- pertemuan yang tidak sah; [kami melakukan ini, aku mengatakan] dengan menunjukkan bahwa tradisi
diperoleh dari para rasul, dari Gereja yang sangat besar, sangat tua,
sangat luas dikenal sebagai Gereja yang didirikan dan dipimpin di Roma
oleh kedua Rasul yang mulia, Petrus dan
Paulus; sebagai iman yang dikhotbahkan kepada manusia, yang sampai
kepada jaman kita oleh karena suksesi para uskup. Sebab adalah suatu
kepastian bahwa setiap Gereja harus setuju dengan Gereja ini [Gereja Roma], oleh karena otoritasnya yang utama (pre-eminent authority (Inggris) / propter potiorem principalitatem (Latin),
yaitu atas semua umat beriman di manapun berada, sepanjang tradisi
apostolik telah dipertahankan oleh mereka [para uskup] yang ada di mana-
mana.”
“Pada masa Klemens, terjadi pertengkaran yang tidak kecil di antara
jemaat di Korintus, Gereja Roma mengirimkan surat yang sangat berkuasa
kepada Gereja Korintus, mendorong mereka agar berdamai, memperbaharui
iman mereka, dan menyatakan tradisi yang telah diterimanya dari para
rasul …. dari dokumen ini, siapapun yang mau, … dapat memahami tradisi
apostolik Gereja, sebab Surat ini [surat Klemens] ada lebih dahulu
daripada mereka yang sekarang menyebarluaskan ajaran sesat…. Klemens
dilanjutkan dengan Evaristus, Allexander mengikuti Evaristus, lalu
keenam dari para rasul, Sixtus, … sesudahnya, Teleforus yang menjadi
martir; lalu Hyginus; sesudahnya, Pius; lalu sesudahnya Anicetus. Soter
setelah melanjutkan Anicetus; Eleutherius, sekarang, di tempat ke
duabelas dari para rasul… Dengan urutan ini, dan oleh suksesi
ini, tradisi Gereja dari jaman para rasul dan pewartaan kebenaran dapat
diturunkan kepada kita. Dan ini adalah bukti yang paling kuat bahwa terdapat iman yang satu dan sama, yang telah dijaga di dalam Gereja dari jaman para rasul sampai sekarang, dan diturunkan di dalam kebenaran.”
St. Klemens dari Alexandria (190-210) “Oleh karena itu, setelah mendengarkan perkataan itu, Rasul Petrus yang terberkati, yang terpilih dan yang utama, yang pertama dari para murid, yang hanya kepadanya Tuhan Yesus sendiri menghormatinya [Mat 17:27], dengan cepat menangkap dan memahami perkataan tersebut.”
Tertullian (160-225) “Apakah ada yang ditahan dari pengetahuan Petrus, yang dipanggil, ‘batu karang yang atasnya Gereja akan didirikan’, yang juga memperoleh ‘kunci-kunci kerajaan surga,’ dengan kuasa, ‘melepas dan mengikat di surga dan di bumi?”
Origen (185- 254) "Petrus, yang di atasnya dibangun Gereja Kristus, yang tidak akan dikalahkan oleh alam maut, meninggalkan hanya satu Surat ….” “Lihatlah pondasi Gereja yang kuat, batu karang yang besar dan kokoh itu, yang kepada siapa Kristus mendirikan Gereja-Nya!…” “Meskipun ada banyak orang yang percaya bahwa mereka sendiri memegang ajaran Kristus, namun ada di antara mereka berpikir lain daripada para pendahulu mereka. Ajaran Gereja telah memang diturunkan melalui urutan suksesi dari para rasul, dan tetap ada di Gereja bahkan sampai sekarang…”
St. Cyprian dari Carthage (258) Tuhan berkata kepada Petrus: “Aku berkata kepadamu,” Ia berkata, ‘bahwa engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Dan kepadamu aku akan memberikan kunci Kerajaan Surga: dan apapun yang kamu ikat di dunia akan terikat di surga dan apapun yang kamu lepaskan di dunia akan terlepas di Surga.” Dan lagi Ia berkata kepadanya setelah kebangkitan-Nya, “Gembalakanlah domba- domba-Ku.” Atasnya Ia mendirikan Gereja-Nya, dan kepadanya Ia memberikan perintah untuk menggembalakan domba- domba-Nya; dan meskipun Ia memberikan kuasa serupa kepada semua rasul-Nya, namun Ia mendirikan [hanya] satu kursi kepemimpinan; dan Ia mendirikan dengan kuasa-Nya sendiri sebuah sumber dan alasan mendasar untuk kesatuan itu. Memang para rasul yang lain ada di mana Petrus berada, namun keutamaan diberikan kepada Petrus, di mana sudah dinyatakan dengan jelas bahwa hanya ada satu Gereja dan satu kursi kepemimpinan. Demikian pula, semua gembala dan kawanan dombanya dinyatakan satu, yang diberi makan oleh semua Rasul dengan pemikiran yang satu. Jika seseorang tidak berpegang pada kesatuan dengan Petrus ini, dapatkah ia membayangkan bahwa ia masih memegang iman? Jika ia mengabaikan kursi kepemimpinan Petrus yang atasnya Gereja didirikan, dapatkah ia masih yakin dan percaya bahwa ia berada di dalam Gereja?”
Hanya ada satu Tuhan dan satu Kristus, dan satu Gereja dan satu kursi kepemimpinan yang didirikan di atas Petrus, oleh perkataan Tuhan Yesus. Tidaklah mungkin untuk membangun altar yang lain atau imamat yang lain di samping altar yang satu dan imamat yang satu itu. Siapapun yang berkumpul di luar kesatuan itu, akan tercerai berai.”Tuhan berserta kita..
catatan kaki:
dikembangkan dari apology Deogratia (salah satu netter Katolik di Forum Kristen).
http://www.theworkofgod.org/dogmas.htm
http://katolisitas.org/7388/keutamaan-petrus-5-dalam-gereja-di-lima-abad-pertama